Minggu, 27 November 2011

Tahun Baru Hijriah


           Ketika malam larut dalam kelam
           Detik-detik hidup berjalan
           Pada sebuah lorong waktu
           Yang panjang , namun tak menyisakan tunggu
           Ketika siang bergulir
           Detik berganti menit, jam berganti hari
           Dan hari terus berputar pada waktu edarnya
          
           Ketika tahun berlalu, dan tersisa lembaran kenangan lalu
           Waktupun makin berlari
           Tanpa tau jarum kompas yang berputar datar
            Epiosode hiduppun terus berjalan bersama usia yang semakin senja
            Dan angan semakin panjang akan sebuah kehidupan yang berpendar

           Malam kian larut, jarum jam berdentang lembut
           Membawa hidup pada episode yang harus baru
           Karna tahun semakin baru
           Tahun semakin tua

            Seiring hadirnya tahun baru,  hijriyah yang manis,
            Semanis hidup yang senantiasa dihiasi iman
            Hijriah yang lembut,
            Selembut hati yang penuh maaf
            Hijriyah yang fantastik,
            Sefantastik cintaNya yang selalu hadir dalam serenada kehidupan

           Dan pasti,  di hijriyah yang penuh harapan dan cinta
           Terselip sebuah surat cintaNya
           Sebuah surat yang ditulis untuk orang-orang tercinta
           Yang dieja dan terlantun setiap saat
           Dari getaran jiwa pemburu cinta
           Dari ketukan gerigi kuat yang tak kan pernah melewatkan sedetikpun waktu
           Demi membaca lembaran surat cinta di tahun baru hijriyah
           Dan berharap penuh akan cahaya cinta yang takkan padam
         

Senin, 07 November 2011

Idhul Adha 1432 H

Suasana idhul adha tahun ini...masih di perantauan lagi...tanpa keluarga tercinta, hm.... Tapi, kalo tahun kemarin menghabiskan idhul adha bersama mbak Fajar maka tahun ini bersama kak Maulia  dan Oza di kota Lhokseumawe.
Lokseumawe adalah kota terbesar kedua setelah banda Aceh di wilayah Nanggoe Aceh darusalam. Kalo dahulu kita tak asing dengan istilah petro dolar untuk menyebut kota ini, pasalnya di kota ini dulu PT Arun dan PT PIM masih sangat berjaya sehingga kota ini menjadi kota paling terkenal jika kita menyebut nama aceh.

Lebaran di perantauan, ada suka dukanya juga. Duka saat kangen dengan masakan bunda, suka karena banyak teman baik di sini...Dan hari pertama di sini, saya habiskan dengan berkeliling kampung jawa lama serta ke rumah saudara-saudara kak lia (sedih juga jauh dari keluarga, hikzz....)

kemudian, dilanjutkan jalan-jalan berkliner, niatnya ingin mencoba bakso, rupanya jadi juga mencari tapi  letaknya di pegunungannya kota lhokseumawe tepatnya di cot matahe...awalnya ingin kencan sore bersama kak yun mencari madu, tapi apa daya bakso memiliki daya pikat yang kuat. Cut Matahe, menghabiskan waktu perjalanan sekitar 45 menitan, maklum dengan relief jalan yang berbukit dan aspal yang tidak rata, ditambah terkadang ada rombongan sapi dan kambing yang melintasi jalan raya, sehingga kadang membuat jalanan macet. Hm, insiden sapi dan kambing turun ke jalan sudah biasa di banda aceh, dan akan terasa aneh bagi orang yang baru pertama di aceh, karena di tempat tinggal saya (jatim) hewan-hewan pasti akan diikat atu dikurung oleh si pemilik dan pemiliklah yang mencarikan rumput. kalo di sini mungkin karena faktor keamanan dari maling hewan maka sapi-sapi yang merumput sendiri.. (glek!!)
Lokseumawe memiliki keindahan waduk, pantai dan gunung. walaupun kota ini kecil dan berada di pinggir laut tapi cukup sarat penduduk.
Beralih dari loksmawe, setelah tiga hari menghabiskan liburan di lhoks, maka saatnya kembali ke banda. Lama perjalanan banda-lhoks kurang lebih 6 jam (teler...). Tapi, karena pemandangan aceh cukup indah, apalagi seulawah (gunung sepasang yaitu seulawah agam dan seulawah inong), maka 6 jam tak terlalu membosankan.





Niatnya selama perjalanan di seulawah ingin memotret gunung seulawah agam-inong, tapi apa daya keterbatasan kamera, dan hanya dapat dilakukan dari dalam mobil dengan kecepatan tertentu, maka hanya beberapa saja yang terambil. Hal yang disayangkan dari seulawah adalah adanya penggundulan, sehingga beberapa pohon bekas di bakar terlihat di beberapa titik. cukup disayangkan. Hal yang menarik lain dari seulawah adalah oleh-oleh khasnya, yaitu aneka macam keripik dan tape ubi manis....

Akhirnya, setelah 6 jam, Alhamdulillah tiba juga di kota banda. Siap-siap ngantor walaupun telat...hehe...


'8 nov 2011'



Rabu, 02 November 2011

Nasyid : Sepanjang Hidup


Lagi suka dengan nasyid ini....

Aku bersyukur kau di sini, kasih
Di kalbuku, mengiringi
Dan padamu
Ingin kusampaikan
Kau cahaya hati
Dulu kupalingkan diri dari cinta
Hingga kau hadir ubah segalanya
Oooo
Inilah janjiku kepadamu

Chorus:
Sepanjang hidup
Bersamamu
Kesetiaanku tulus untukmu
Hingga akhir waktu
Kaulah cintaku, cintaku

Sepanjang hidup
Seiring waktu
Aku bersyukur atas hadirmu
Kini dan s'lamanya
Aku milikmu

Yakini hatiku
Kau anugerah sang Maha Rahim
Semoga Allah berkahi kita
Kekasih, penguat jiwa
Kuberdoa, kau dan aku di Jannah
Kutemukan kekuatanku di sisimu
Kau hadir sempurnakan s'luruh hidupku
Oooo
Inilah janjiku kepadamu

*Repeat Chorus
Yakini hatiku
Bersamamu, kusadari inilah cinta
Tiada ragu,
Dengarkanlah kidung cintaku yang abadi


Sumber : http://liriknasyid.com

Aceh loen....

Banda Aceh, sudah 1 tahun rupanya terdampar di sini.teringat saat pertama menginjakkan kaki di sini ingin langsung sujud syukur di masjid baiturrahman. Aceh, walau pernah rata akibat tsunami, tapi keelokan alam, utamanya pantainya tetap menawan. Pantai Lamphuuk yang menjadi salah satu pantai favorite untuk dikunjungi. Dan aceh, sepertinya terkenal dengan pantai. utamanya wilayah banda aceh, sabang, meulaboh dan daerah tepi pantai sampai tapak tuan.untuk daerah utara pun dekat dengan laut tapi sepertinya lebih puas jika melewati jalur meulaboh.


Pantai di aceh menakjubkan dan masih alami, berbeda jauh dengan pantai-pantai yang sudah dikelola, disini pengelolaan untuk objek wisata masih belum maksimal sepertinya. Mungkin jika sudah dikelola tak kalah indah dengan sanur dan pantai lainnya. tapi pengelolaan dsini haruslah tetap mengedepankan syariat islam sebagaimana jargon aceh sebagai bandar wisata islami.


Aceh, dengan sejuta keindahan, keunikan suku dan bahasa serta sistem adat yang kental dengan syariat islam memang unik.

Tapi sayang, setahun sudah dsini tapi tak jua pintar berbahsa aceh. hehe.....dan masih rindu dengan pulau jawa........



(saat suntuk d 208)