Sekolah, saat ini saya sedang tertarik dengan dunia pendidikan, dan impian saya ingin menjadi pengajar dan pendidik sampai kapanpun, inshaAllah.
Menjadi pengajar yang tidak sekedar mentransformasikan ilmu tapi juga memperbaiki akhlak dan mendidik yang tidak sekedar menghasilkan lulusan yang berotak namun juga berakhlak dan beretika.
Kembali ke topik, beberapa waktu lalu saya masih aktif mengajar di sebuah kampus vokasi swasta, kebetulan beberapa kali saya pegang kelas semester baru alias maba. Tempat saya mengajar bisa dikatakan daerah dengan tingkat kelulusan uan yang tidak terlalu bagus tapi saya percaya masih banyak anak2 special dan cerdas yang bisa terserap di tempat saya mengajar. Dan ketika matrikulasipun memang saya dibuat tercengang dengan kesenjangan kemampuan di antara mereka. Bagaimana tidak jika materi fisika dan matematika dasar yang saya berikan sekian persen mampu mengikuti namun sekian persen bener2 menggemaskan. Kenapa begitu? Hanya untuk hitungan dasar ada anak yang benar2 kesulitan dan harus menggunakan alat bantu kalkulator. Kemudian saya berfikir kenapa bisa lulus uan? Dulu diajarin apa saja di sekolahnya? Seperti apa mutu sekolahnya dari segi pengajar dan sistem belajar? Dan memang dari informasi beberapa memang anak daerah tapi ada juga anak non daerah. Dan jelas saja hal ini akan sangat menghambat proses belajar karena mereka yang levelnya jauh dari level seharusnya memang berkebutuhan khusus, harus dibimbing perlahan, tapi dengan model universitas agak susah membuat treatmen seperti sekolah pasalnya di sini mereka dituntut untuk mandiri. Dan benar saja meski saya coba menghinghidupkan kelas, memberi perhatian khusus agar tak ketinggalan tetap saja sulit...endingnya ip bawah juga...namun, bukan mereka tidak punya kelebihan, justru mereka rajin dan punya skill di bidang tertentu seperti masalah mesin atau jaringan komputer. Meski ip ngepres setidaknya ada skill yang bisa mereka banggakan.
Di lain sisi, pasca resign saya menyibukkan mengajar privat, murid saya terdiri dari SD hingga SMP. Di sini beraneka juga, ada yang pandai dari sananya ada juga yang pandai karena rajin dan ada yang minta ampun susahnya. Mulailah saya selidik bagaimana mereka di rumah, bagaimana mereka di sekolah. Ada yang di rumah orang tua angkat tangan dengan belajar anak2nya, ada yang gak mau diajarin orang tua, ada yang harus berkelahi dulu jika disuruh belajar, makanya mereka belajar dengan saya. Beberapa anak juga saya tanya tentang cara pengajaran guru2 mereka, ada yang jarang masuk dengan alasan a-z, ada yang sukanya kebut2an dengan soal LKS, ada yang cuma dikasih tugas dan ada yang suka mengancam, parahnya ada yang satu guru merangkap semua mata pelajaran yang menurut saya bisa tidak optimal. Weleh2,,, kalo begini ya pantas aja saya kesulitan mengajar anak2 kemampuan khusus saat di perguruan tinggi.
Jika beberapa guru hanya mengandalkan output siswa dengan sebatas standar nilai, saya yakin dan memang ada pd siswa sy, mereka belajar ya karena nilai aja tanpa mau membaca dan memahami materi, asal latihan soal penuh, yang parah, betul atau salah yang penting tidak dihukum sama gurunya. Selain itu pertanyaan saya, koq bisa lulus unas ya terjawab, seperti kasus2 unas di teve..sy rasa sudah menjadi rahasia umum.
Kemudian saya diskusi dengan sohib..anak negeri kita pintar2, cerdas tapi sangat memprihatinkan bagi yang berada di daerah dengan fasilitas yang minim, tenaga pengajar yang sedikit karena jauh dan terpelosok, dan lain sebagainya yang saya rasa begitu kompleks. Tapi, saya salut dengan anak2 daerah yang kadang terbatas tapi tetap semangat dan cerdas namun kadang impian harus kandas, kadang juga gemes dengan anak2 yang semua fasilitas ada tapi ogah2an sekolah.
Kembali ke topik, pendidikan mencakup berbagai unsur penunjang kesuksesan, ada peran orang tua yang menjadi dasar tumbuh kembang kecerdasan dan perilaku anak, ada peran sekolah dan guru yang memberikan pendidikan formal di sekolah, ada pihak sekolah yang memberikan fasilitas dan program penunjang serta pemerintah, yang masing2 memiliki posisi dan peran yang berbeda. Tentang kurikulum, anak2 berkebutuhan khusus dan sebagainya yang sangat kompleks.
Negaraku, negara kaya, tidak hanya kaya potensi SDM tapi juga SDA, namun masih sayang masih banyak anak2 yang sulit mengecap pendidikan dengan layak utamanya daerah pelosok. Dan saya berapresiasi tinggi kepada para guru yang penuh dedikasi yang tak hanya mengejar sertifikasi tapi juga memberika pendidikan dan pengajaran terbaik bagi para anak didiknya, yang tak sekedar membuat anak berotak cemerlang tapi juga berakhlak bintang...
Hm....orang tua, guru, sekolah, pemerintah...takkan berjalan baik tanpa sinergi yang baik. Karena seorang anak bintang tak hanya dari keluarga bintang tapi juga dari sekolah dan guru2 yang bintang juga...sehingga ia kan berkilau membangun bangsa ini ^^v
#Sarapanpagii