Menjadi apapun Qt, yang terbaik adalah yang bisa menebar manfaat bagi orang dan lingkungan sekitar...agar benih-benih kebaikan itu tumbuh menjadi pepohonan yang kukuh, berbunga indah lagi berbuah manis dan ranum...
Sabtu, 24 Agustus 2013
Tentang Lingkungan
Lingkungan adalah wilayah tempat kita berdiam yang memiliki peran sangat penting. Baik itu terhadap semangat, keilmuwan, pembentukan akhlak dan sebagainya. Coba kita bayangkan jika tinggal di lingkungan yang tidak baik, sumber-sumber ilmu tidak tersedia, akhlak masyarakatnya tidak bisa dijadikan acuan...gak kebayang bakal jadi apa kita,keluarga dan generasi penerus kita...
Berbicara lingkungan saya tertarik dengan tuntunan Rasulullah, "Al Jaar Qablad Daar, Pilihlah tetangga sebelum kalian memilih rumah". Yups, tetangga..Bukan ukuran rumah namun tetangga. Why?? Karena manusia terbentuk dari lingkungannya bukan? Ketika lingkungan baik, kondusif, maka kita dan keluarga kita pun akan terbentuk dari lingkungan itu.
Suatu ketika saya memperhatikan anak-anak, baik itu anak dari kawan kerja maupun anak tetangga kos. Ada perbedaan sifat dan tingkah laku dari para anak itu. Anak yang lahir di lingkungan yang kondusif, penuh cinta kasih, bernafaskan islam, maka akhlak anak yang terbentuk juga baik, terlihat dari tutur katanya. Sebaliknya anak2 yang lingkungannya tidak kondusif, hampa akan cinta kasih orang tua, jauh dari masjid, underpressing, maka para anak yang terbentuk pun tak jauh beda. MasyaAllah....anak2 memang polos dan orang tua serta lingkungan yang berperan membentuknya.
Memiliki lingkungan yang baik, penuh cinta dan nasihat, plus para tetangga yang shalih yang selalu mengajak kebaikan, mengajarkan berbagi memang sebuah impian yang harus diwujudkan. Kasihan anak-anak kita kelak jika tak diberikan lingkungan yang baik pun kasihan sisi jiwa kita jika berada dalam lingkungan yang tak mampu memberikan semangat dari segi penghuninya.
Hm....memilih lingkungan, memilih tetangga, tak sekedar memilih rumah besar atau kecil, tak sekedar memilih lokasi. Ia dapat setara dengan memilih pasangan hidup, memilih calon ayah dan ibu bagi generasi kita kelak... Saat keluarga inti baik dan didukung lingkungan yang baik maka generasi yang baik itu dapat di bentuk. Saat keluarga baik dan lingkungan bisa diproteksi tapi jika semuanya buruk, maka apalah yang kita harapkan...
Lingkungan, hal penting yang tidak boleh dilupakan...
#dalam sebuah perenungan -- my sweet room *____^
Kamis, 22 Agustus 2013
Lagi2 adat
Siang ini, seperti biasa curcolan sama ibunda tercinta, pembicaraan dimulai dari 'penyelidikan' bunda pada teman2 yang kadang stalker nggak jelas. Dan hingga akhirnya kamipun membahas adat pernikahan jawa yang identik dengan kembar mayang. Entah kenapa yang jelas lagi musim orang punya hajatan ba'da lebaran ini. Dan, kebiasaan buruk saya kalo sudah ngobrol bakal kemana-mana.
Back to topic, berbicara adat jawa apalagi kembar mayang maka itu adalah hal yang dianggap paling saklek sama para orang terdahulu, ketika saya tanya, "kenapa harus pakai mbah?", "tujuannya buat apa bulek?", mereka bakal jawab "ini ajaran nenek moyang dulu", yang parah jika ada ungkapan, "kalo nggak pake kembar mayang nanti pernikahannya bakal begini dan begitu", na'udzubillah...ucapan seperti ini kan secara kita sadari atau tidak mengarah pada keyakinan bahwa kalo nggak pake ini nanti bakal gini, astaghfirullah...(semoga Allah menjaga kita)
Hal lain yang membuat saya kurang pas (dari nikahan sepupu), ketika sore sebelum akad nikah ada 'dongke' alias kyai atau apalah namanya datang ke rumah calon mempelai wanita lalu menyiram air ke sekeliling rumah aka pager2 istilah jawanya sambil komat-kamit gitu. Pernah saya papasan sama orang yang pager2...ee dicuekin saya saking konsennya tuh bapak. Ada lagi istilahnya nebus kembar mayang dan sebagainya yang rumit menurut saya...kemudian ketika akad selesai dan keesokannya kedua pengantin dipertemukan ada istilah tukar kembar mayang. Pas ini asli saya nggak ngeh maksudnya, dan hanya beberapa detik ditukar si kembar mayang sudah bisa dibuang (habis manis sepah dibuang bahasa korenya :D )
Saya tidak ingin menyalahkan, tapi apa sih esensi dan manfaat yang diperoleh? apa sekedar mengikuti nenek moyang? bagaimana jika tidak menggunakannya? bukankah di perkotaan hal ini jarang sekali ada? dan bagaimana bisa untuk momen sesakral pernikahan yang disebut mitsaqan ghaliza (perjanjian yang berat) yang kita sungguh mengharap berkah dan ridha Allah tapi terwarnai dengan ritual2 yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah? Masya Allah...
Kembali saya dibuat merenung, dan tak henti saya memohon pada Allah, semoga ketika saya menikah kelak, dimudahkan dan dijauhkan dari ritual yang jauh dari ke-syar'an, mungkin jika harus berjuang keras, semoga tercipta pernikahan yang syar'i. Pernikahan kan inshaAllah sekali seumur hidup, apa iya akan kita warnai dengan kemubaziran? Bukankah lebih afdhal jika uang itu disedekahkan saja biar tambah lancar acaranaya....?
hufft....terkadang berbicara dengan orang yang kebih tua dan beda zaman itu agak susah dan harus hati-hati, salah dikit bisa berabe, yang dikira sok pinter padahal masih bau kencur dan sebagainya dan sebagainya....
Finally, semoga teman2 yang akan segera menikah dimudahkan, yang berusaha memegang ke'syarian dikuatkan menjaga proses hingga mampu menggapai keridhaan Allah....yups..apalah artinya kalo Allah gak ridha, semewah dan seelegan apapun sebuah acara di buat.
--edisi gemes#my lovely room--
"Masalah Hati"
“Masalah hati? Apakah sesuatu yang berat?” Yup, begitulah menurut saya. Pasalnya dari beberapa bahan curcolan dengan beberapa teman, tema yang paling sulit dicarikan solusi adalah tentang masalah hati.
“Masa sih? Gampang ah… “. mungkin ada sebagian yang akan berkomentar bahwa masalah hati adalah sesuatu yang sangat mudah diselelsaikan. Betul…saya setuju. Tapi hal ini hanya berlaku bagi orang-orang yang sejak awal selalu menjaga hatinya, memasang antivirus VMJ yang super duper hebat. Sebaliknya bagi yang tidak…maka saya katakan dia pasti akan tersiksa berkepanjangan karena berharap sesuatu yang belum pasti.
Mengapa saya berkata demikian? Pasalnya suatu ketika seorang sahabat bercerita tentang kegundahannya. Di satu sisi ada seorang berinisial x yang telah ia simpan dalam hatinya, seseorang yang baginya begitu special dan klop deh sama dia…tapi di lain sisi ada kenyataan bahwa ia mendapat tawaran dari seorang y untuk ‘berta’aruf’ dengannya melalui guru ngajinya. Menurutnya y adalah orang yang juga telah ia tahu ketika kuliah, seorang dengan sepak terjang yang juga ‘wah’ sebagia seorang pentolan aktivis di kampusnya dan tentu saja orang yang amat dikenal. Finally…pusinglah beliau dalam menentukan.. 50 : 50 (gimana coba??)
Well, jika yang berada di posisi beliau adalah seorang yang ‘kuat’ mungkin si wanita ini akan beristikharah dengan niat murni tanpa memihak salah satunya dan beneran pasrah dengan keputusan yang nantinya akan memnawa kemantapan hatinya. Biar Allah saja yang memberi petunjuk.
Tapi tidak sesimpel itu sesuatu yang telah diwarnai dengan ‘masalah hati dan perasaan’ , tidak gampang memutuskan sesuatu yang telah tumbuh virus di dalamnya. Bagaimana bisa memilih si y sedangkan si x masih mendominasi hati?? Maka, berbicara masalah hati dan perasaan, saya amatlah setuju jika dikatakan bahwa pria dan wanita itu memang tidak bisa menjadi sahabat ‘dekat’, pria ya dengan pria dan wanita ya dengan wanita. Jika tidak maka bersiaplah terkena virus merah jambu (VMJ) yang sangat rawan sekali menyerang khususnya bagi para ‘aktivis dakwah’. Dan yang bagi saya amat penting adalah jangan menjalin komunikasi jika tidak bisa menetralisir hati, komunikasi tidak dilarang, tapi sewajarnya, perhatikan topic bahasan. Terkadang komunikasi yang berawal dari chatting jika tidak diblock sejak awal akan merambah ke komunikasi via sms bahkan telepon yang tidak urgent dan semakin memperparah hati. Astaghfirullah…..
Hhh….hati, perasaan, vmj, cinta adalah sesuatu yang memang saling berkait dan akan menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Maka kepada yang ingin menjaga hatinya yuk mulai saat ini jaga hati kita. Suka atau cinta itu wajar dan manusiawi karena memang kita manusia, tapi alangkah baiknya jika belum saatnya tiba kita simpan saja dalam hati, bukankah ada yang saat ini lebih layak untuk kita cintai? Allah, Rasulullah, orang tua, adik, kakak, yang justru lebih membawa manfaat bagi kita. Menjadi stalker itu manusiawi tapi jangan membuat hati kita makin terpuruk dengan perasaan yang tidak jelas, jangan berharap sebuah ketidakpastian, justru ambillah kesempatan2 yang baik dan membawa kemanfaatan. Dan satu hal yang amat sangat penting dan sering terlupakan, jangan pernah membangun komunikasi yang tidak sehat. Chatting atau smslah seperlunya dan sewajarnya, jangan melanggar jam hingga chatting sampai tengah malam atau dini hari karena sama saja dengan berduaan, jangan menelepon hanya untuk sekedar Tanya kabar (gak penting banget kan?),dan jika memang sudah siap dan telah ada yang bisa menerimamu dengan apa adanya dirimu, yang menawarkan jalan yang halal..kenapa tidak dimantapkan saja? Toh jodoh itu misteri, meskipun kita tidak suka dengan a tapi menurut Allah dia yang terbaik ya bakal ketemu juga, meskipun kita sangat suka sekali dengan c tapi bukan jodoh ya gak bakalan tuh ketemu…..so…Masalah perasaam dan hati memang gampang2 susah untuk diatasi tapi tak ada yang tak bisa diselesaikan jika kita emang niat tulus ikhlas karena Allah untuk membersihkan hati kita (nah lo!!)
So…Mari jaga hati, jaga niat, jaga keikhlasan dan jaga komunikasi dari hal2 yang bikin hati n perasaan kita rusak. Gak bakal ada yang namanya cinta kalo gak sampai ke pelaminan (Ust. Anis Matta – serial cinta) --- Buat yang sedang kena VMJ….segera obati yuk dan ubah mindset..mari kita cintai Allah saja, cintai Rasulullah, cintai ibu bapak dan saudara kita. Percayalah…masa itu akan tiba bila telah saatnya, bahkan ia kan jauh lebih indah sari yang kita kira (pastinya!!). ^____^v
*episode jadi psikolog dadakan*
Langganan:
Postingan (Atom)