Kamis, 29 Desember 2011

Merinduimu...ibu

Ibu, saat aku merindukanmu
Maka aku merasa bagaikan anak kecil
Saat rindu itu benar-benar memuncak maka aku ingin segera pulang untuk memelukmu hangat,
mencium kedua tanganmu yang mulai keriput
Mencium kedua pipimu yang mulai kendur dengan takzim...

Walau kadang engkau selalu menguatkan lewat telpon,
Tapi, sungguh merinduimu adalah hal yang paling berat
Karena bertemu dan memelukmu erat adalah obat paling mujarab

Ibu, apa kabarmu di sana?
Semoga kesehatan dan Rahmat Allah senantisa melingkupi ibu
Semoga rindu2 ini dapat kutahan sekuat tenaga
Sekuat waktu aku bertekad melangkahkan kaki ke tanah rencong ini
Walau engkau tak muda lagi, semoga engkau tetap kuat dan sehat

Ah ibu, sebesar apapun aku kini
rasanya aku masihlah anak kecil yang selalu perlu belaianmu
dan juga untaian nasihat panjangmu
serta doa yang tak henti engkau lantunkan....

Ibu, jika dikatakan bahwa menangis itu adalah cengeng
maka aku akan menyangkalnya
Bagiku menangis saat mengingatmu adalah kelegaan tersendiri
karena dengan menangis mungkin rinduku sedikit terobati
karna mendengar suaramu rasanya tak pernah cukup


Ibu, jika kita terpisah jarak seperti ini..
bagaimana aku bisa berbakti padamu dengan maksimal
membuatkan makanan untukmu
mencucikan pakaianmu
mendandanimu saat akan ke acara kondangan
berceloteh tentang teman-temanku
atau sekedar menggodamu 

Tapi, Bu...walau kita berada di pulau yang berbeda
Aku kan sekuat tenaga berbakti semampuku
mempersembahkan kasih tulus
walau takkan pernah sebanding dengan kasih sayangmu
dan aku akan bersabar seperti nasihatmu yang tak pernah bosan engkau pesankan
Bahwa bumi Allah itu sama
Bahwa keberadaanku di sini dalam rangka pengabdian dan ibadah kepadaNya

Ibu, lagi-lagi berat terasa menahan kerinduan ini
kerinduan padamu yang amat besar
karena aku mencintaimu karena Allah

Rindu...
Maha Suci Allah yang menciptakan kerinduan di saat seseorang terpisahkan jarak
Semoga Allah jaga kami dalam RahmatNya
Dan semoga kesabaran Allah selalu terlimpah agar rindu ini kan indah saat perjumpaan dengan ibu tiba
hm....liburan..oh liburan.....
menantikan liburan semester... ^^




*aku, dalam kerinduan, BNA des'11

Rabu, 21 Desember 2011

Bunda....


Bunda….
Saat aku lahir
Kau berikan seulas senyum manismu
Tuk sambut kehadiranku di dunia

Saat aku lapar
Kau suapi aku dengan tangan lembutmu
Saat aku haus
Kau berikan asi yang penuh gizi untuk menyehatkan badanku
Saat aku mengantuk
Kau pun menimangku dalam dekapan hangatmu
Saat malam mulai gelap dan aku menangis
Kau timang aku dengan lembut
Kau peluk aku dengan hangat
Kau cium aku dengan cinta
Dan kau tidurkan aku dengan kasih

Sejak aku kecil
Kau ajari aku untuk mengenal penciptaku
Kau ajari aku shalat, puasa, dan bakti pada orang tua
Kau masukkan aku pada sekolah madrasah
Tak lain...
Agar aku mengenal agamaku
Agar kelak aku menjadi anak shalihah, begitu impianmu bunda...

Saat aku dewasa
Kau tetap menjaga dan memeliharaku dengan kasih
Kau beri aku pendidikan agar aku pandai
Dan tak bosannya kau bimbing aku pada agama kita

Bunda...
Kau begitu sabar dengan segala tingkah polahku
Ketika aku sakit
Maka kaulah orang pertama yang ikut merasa sakit
Dan kau akan menangis saat melihatku terbaring lemah
Lalu dengan segala cinta dan ketulusan kau rawat aku


Bunda...
Jika kuingat kembali masa dulu
Saat aku lahir, saat aku kecil hingga sekarang
Betapa durhakanya aku karena belum satupun bakti yang kuhaturkan padamu
Aku masih sering egois dengan duniaku
Saat duniaku dipenuhi oleh teman-temanku
Aku seolah mengabaikanmu
Padahal kau tak meminta apa-apa
Tapi aku terkadang membuatmu kesepian

Bunda…
Di usiamu yang mulai renta
Inginku bahagiakan engkau dengan kedua tanganku
Ingin kuberikan segenap rasa cinta dengan tubuh ringkihku
Ingin kubuat engkau tersenyum bangga dengan prestasiku
Ingin kupenuhi harapan-harapanmu agar aku jadi anak shalih
Ingin kubaktikan diri tuk merawatmu
Sebagai wujud ketakwaanku padaNya
Walau apa yang kulakukan tak kan pernah sebanding dengan jasamu

Bunda....
Semoga Allah senantiasa menjagamu dengan cintaNya
Mencurahkan kasih sayangNya agar kau selalu bahagia
Memeliharamu dalam dekapan islam
Dan memberikan kebaikan hidup padamu

Bunda....
Di hari ibu ini hanya untaian doa yang selalu terlantun
Untukmu
Wanita perkasa yang slalu mendatangkan inspirasi dalam jiwaku
Wanita perkasa yang tak pernah lelah berjuang tuk kebahagiaan anak-anaknya
Wanita perkasa yang selalu mendoakanku
Wanita perkasa yang slalu menuntunku tuk selalu bertakwa pada Allah
Wanita perkasa yang selalu mengabdi tanpa henti
Wanita perkasa yang selalu memberikan sinar kebahagiaan di setiap kondisi




SELAMAT HARI IBU WAHAI BUNDA^_^
AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH SWT



Special for ummi. Jazakillah khair atas semua cinta...

Minggu, 18 Desember 2011

Ungu yang biru

Menghadiri pernikahan itu kan ada rasa tersendiri yang menggelayut di hati. menyaksikan dua insan yang melakukan mitsaqan ghalizha, yang kata seorang kawan adalah yudisium rasanya pasti ada haru syahdu apalagi ngeliat mempelai yang pada deg-degan di moment bersejarah dalam kehidupan mereka.

 Pernikahan dengan segala prosesinya, kemewahan dan pernak-perniknya adalah awal kehidupan sebenarnya dari sepasang manusia. Setelah momen ini maka mereka akan bersama mengarungi bahtera rumah tangga bersama, menyatukan visi-misi, menyamakan persepsi serta saling melengkapi. Menjadikan kekurangan masing-masing menjadi sebuah kesempurnaan serta menjadi jembatan bersatunya dua keluarga besar yang berbeda latar belakang agar tercipta harmony yang manis pula. Seperti seorang teman pernah menuliskan dalam status fbnya bahwa menikah itu bukan hanya menyatukan dua orang tapi dua keluarga, sehingga pasangan suami istri harus sama-sama saling menerima keluarga besar masing-masing. 

Dan, sulitnya masa pernikahan itu terkadang karena adanya interferensi mertua, karena tipe mertua itu kan beragam. Saya tidak sepakat dengan fenomena menantu cekcok dengan mertua atau apalah, apalagi jika mertua mempunyai anak laki-laki maka secara otomatis rasa memiliki anak pun masih melekat. Jadinya kadang si istri yang tidak nyaman. tapi, di sinilah si istri harus bijak menyikapi kondisi mertua yang beraneka rupa, baik itu yang tipe mendominasi atau lainnya.Maka yang menarik dari sebuah buku yang saya baca adalah, mertua itu sebnarnya ladang pahala buat kita setelah orang tua kita, mempersahabati orang tua dan mertua dengan ma'ruf pasti kan memberikan warna tersendiri dalam kehidupan pernikahan seseorang, menhadirkan ketenagan yang tentunya kan dirasakan bersama. (Nggak lucu kan kalo antara mertua tidak harmonis di belakang, hm...)

Yah walaupun agak ngelantur pembahasan ini tapi pernikahan yang kita saksikan kan selalu memberikan inspirasi dan pelajaran baru untuk kita ambil hikmahnya, dan realita di masyarakat terkadang tidak seperti apa yang ada dalam bayangan kita.Maka, bagi siapapun yang hendak menikah, maka mari  pelajarilah ilmu sebanyak-banyaknya tentang kehidupan pernikahan agar sedikit lebih siap jika jodoh itu datang, karena yang namanya pernikahan harus dipersiapkan dan di desain ketika niat untuk menikah itu tlah ada. karena pastinya tiap orang berharap suatu pernikahan yang sakinah, ma waddah wa rahmah...(pastinya..). Karena menikah itu adalah sunnah Rasulullah, maka agar yang sunnah itu kian barakah kitapun harus mendesainnya dengan barakah pula. mulai dari niat, karena seperti kita ketahui bahwa segala sesuatu itu dilihat atau dinilai dari niatnya. Aha, kembali pada niat, maka memituhkan niat itu yang sulit. menjaga niat ketika proses hingga akad itu yang terkadang mudah sekali terkontaminasi hal-hal yang seharusnya tidak ada.maka putihkan niat dan luruskan orientasi semata untuk menggapai ridhoNya. Luruskan niat saat ta'aruf, nadzar, khitbah hingga walimah, karena sesuatu keberkahan akan terwujud jika dibarengi dengan cara yang barakah pula..Dan memahamkan keluargapun adalah bagian dari tahap suksesnya granddesign yang kita buat...(ms)


**Hikmah dari sebuah walimah**

Rabu, 07 Desember 2011

Beranda rindu -sesi kangen

Mengenang kembali SKI SMANESA memutar kembali memori akan indahnya masa eSeMaA...masa ketika titik balik kehidupan dimulai, dari yang awalnya jadi anak pramuka sejati (baca: memulai karir di kepramukaan sejak SD) kemudian mulai mengenal islam. Subhanallah, bagi saya masa ini benar-benar masa yang berat sekaligus indah. Berat karena tingkat SMA emang pelajarannya lebih sulit, dan indah karena saya menemukan saudari baru dalam 'albanna'. Jadi sejak saat itu mulai sedikit berhijrah....

Awal hijrah ternyata tak mudah lho, awal memakai jilbab itu juga tak mudah, ada sindiran, ada picingan mata dan tatapan aneh tapi easy going aja, toh 'gua begini bukan karena loe tapi karenaNya (ala gaul dikit)' yah, walaupun sulit tapi Alhamdulillah ada Allah yang kan selalu menjaga niat baik kita. Sejak hijrah itu jadi punya keluarga baru yang kami saling mengikat karena ukhuwah...

Kemudian dilanjutkan ke masa kuliah, masa bergabung dengan UKKI. Kayaknya waktu kuliah itu jadi rakus organisasi, BEM, HMJ, T-Rex, kepanitiaan LKMM TD, pra-TD, pemadu dan apa saja yang berbau organisasi sangat menarik di mata. Awalnya asyik juga karna tambah teman dan saudara, tambah ilmu juga... Status mahasiswapun nambah embel2 aktivis...jiah....sampai akhirnya tepar kena typus, dan akhirnya keistiqamahan jatuh ke UKKI.

UKKI adalah keluarga ketiga saya setelah keluarga inti, dan keluarga albanna, kalo jaman saya jadi pengurus sih enaknya disebut luna aja alias lu'lu'un jannah yang artinya kalo gak salah mata air surga. Di SKI saya mulai belajar banyak hal pula, organisasi, wawasan keislaman dan lainnya. Yang awalnya study oriented jadi dakwah oriented, intinya jadi aktivis hebat tapi IPK tak boleh jauh dari empat alias di atas 3,3an lah...(hehe....kalo gak , gaswattt).

SKI, mulai dari belajar bertanggungjawab terhadap diri (memanage potensi, upgrade diri, keilmuan dan ruhiyah) hingga manage organisasi. Teringat kala itu, menduduki jabatan yang tak jauh dari BPM dan PSDM, sampai-sampai merasa aneh sendiri, kenapa dua lembaga itu tak mau jauh dari saya? Hm....

Masa itu, masa dakwah kampus adalah masa yang benar2 kan selalu dirindu, saat barisan dikokohkan untuk sebuah tujuan, saat ukhuwah dieratkan dengan rapat dan shaf-shaf diluruskan....disana sebuah VISI besar itu diimpikan. Terlepas dari bumbu-bumbu organisasi yang bernama syuro2 berdarah atau adu argumentasi, terlepas dari kekesalan akibat kelemotan partner kerja tapi itulah indahnya ukhuwah. Saat ada yang melenceng dari jalur atau kena VMJ maka tabayun dan nasihat sebagai pengingatpun kan hadir tanpa diminta, kala futur mendera ada yang menguatkan dan kala ruh mulai low ada charge yang siap mengisi. Subhanallah indahnya dunia dakwah dan ukhuwah....

Aha, betapa rindunya saya dengan beranda rindu yang saya namai dakwah kampus. betapa kangennya dengan suasana syuro atau dengan INTAN, TFM, Mentoring, Upgrading...hm....benarlah sms saudari saya kala itu :

Kelak kita kan merindukan saat ini, dikala rambut telah memutih, mata mulai mengabur dan kaki tak lagi tegak
Maka kita kan merindukan hari0haru ketika berada dalam barisan ini
Mengatakan pada dunia betapa kokohnya kita saat ini

benar adanya...karena kita ada dalam barisan ini, barisan yang selalu kita rindukan untu menggapai RidhaNya. Nahnu du'at qobla qulli syai'in...

Allah jaga kerinduan ini agar kian istiqamah di jalan ini. Di belahan bumi manapun kedua kaki ini kan berpijak, semoga istiqamah itu tetap terjaga dalam penjagaanMu dan semoga azzam ini tak kan pernah surut. amin....


*kurindukan di beranda ukhuwah, Albanna, Luna dan Team Akhwat UKKI

Minggu, 04 Desember 2011

Yakinlah, Semua kan indah pada saatnya...

Semua kan indah pada saatnya, saya yakin itu...di tengan fenomena diskusi dan curhat-curhatan dengan saudari2 saya. Ada yang mengeluhkan mengapa setelh lulus beberapa bulan tapi belum juga diterima bekerja, ada pula yang telah matang dari segi usia tapi jodoh belum datang menghampiri, lantas?? Hm, puyeng juga rasanya, tapi pasti ada resah, gundah dan sedih yang ikut mewarnai, krn saya juga pernah merasakan masa-masa vakum 2 bulan setelah lulus....tapi, positif thinking aja..nikamti saja masa nganggur itu dengan hal-hal positif misalnya membantu ibu, karena kalo kita kerja jauh dari ortu pastinya susyeh sekali untuk birul walidahain (berbakti) langsung kyk dirumah...dan perbanyak doa dengan segenap keyakinan. Saya dulu pernah merasa kacau pas masa itu, tapi Alhamdulillah ada ibu, ayah n sahabat2 yang menguatkan dan alhamdulillah tak berselang lama saya terbang ke bandung... (alhamdulillah ya). Teman seangkatan kuliah saya pun pernah mengalami hal yang sama, tapi kami saling memotivasi bahwa skenarionya adalah yang terbaik dan semua kan indah saat masa itu tiba. ndilalah pada diterima di perusahaan bonafid dan BUMN, Subahanallah, sekali lagi skenarioNya itu begitu indah dan tepat lho... 

well, untuk indah pada masanya tentang jodoh...saya yakin juga bahwa semua kan indah pada masanya. Mengenang chatting dengan kak Wina, kenapa ya banyak muslimah keren yang sudah matang tapi belum juga menikah? apa para ikhwan itu pilih2, akhwatnya yang pilih2 ato emang belum datang jodohnya? Terlepas dari opsi satu dan dua, saya memilih opsi yang ketiga yaitu emang belum datang jodohnya. Kenapa begitu? bukankah Allah itu sesuai prasangka hambaNya dan bukankah pertolongan Allah datang atas usaha kita juga. Usaha yang saya maksud ya, usaha perbaikan diri, usaha melalui orang-orang yang kita percaya, dan tawakal kita atas segala usaha yang sudah kita lakukan. 

Terkait usaha perbaikan diri, sudah seberapa jauh kita mengevaluasi diri kita, mulai dari sikap dan perilaku kita apakah sudah sesuai dengan etika seorang muslim, kemudian sudahkah kita memperbaiki amal ibadah kita mulai dari yang wajib ditambah yang sunnah, sudah seberapa besar perhatian kita terhadap kebersihan dan kesehatan fisik? (nggak lucu kan kalo muslim dekil n burket) dan sudah seperti apa kita memperhatikan asupan gizi dan pola makan (utamanya muslimah lo, harus mulai nyiapain fisik untuk hamil, melahirkan n menyusui, berrat ya? hehe).  Kemudia hal yang penting juga mungkin jodoh yang belum menghampiri karena kita yang terlalu pilih2 n pasang kriteria seabrek....sehingga banyak yang datang tapi keder duluan...ato juga dari segi kedewasaan, Allah menilai kita belum mampu memikul amanah sebagai seorang istri...Kedewasaan seseorang itu tidak ditentukan umur juga, jadi belum tentu yang umurnya matang juga dewasa...so, asah ilmu, banyak makan buku..eh salah perbanyak membaca buku untuk mengasah ilmu dan belajr dari lingkungan serta fenomena yang ada agar kita belajar untuk lebih dewasa.
Kemudian usaha pencarian, ini sih sudah jelas kita mau pakai cara halal atau haram.. Jodoh kan udah diatur dari sono, jadi bagaimana usaha kita untuk menjemputnya dengan segenap keyakinan. Ada sih teman yang pernah bilang "nikah itu bukan siap nggak siap tapi mau ato tidak", ada benarnya juga sih. Tapi sekali lagi cara yang benar juga memberikan hasil yang baik juga. Ibarat kita minta sama orang, pasti kita pengen dapet yang baik bukan? tapi pasti orang yang kita mintai pertolongan juga ngeliat cara kita, kalo caranya aja terlarang mana mau ngasih yang baik.. (mbulet yak..). Intinya, kalo ingin dapat jodoh yang baik, sempurnakan ikhtiar tapi lewatlah jalur yang benar tanpa pacaran. kalo emang udah usaha sekuat tenaga tapi belum nemu juga...ya Tawakal jalan yang terbaik plus berfikir positif.

Percayalah, semua kan indah bila saatnya tiba, tak perlu ragu....yang jelas ada doa, ada usaha, dan ada tawakal....jadi bukan doa aja tanpa usaha ato usaha aj tanpa do'a tapi iringi ketiganya dengan kepasrahan dan pikiran positif.....yah, walaupun mupeng dan sedih itu tak bisa serta merta ditepis...karena itu hal yang wajar, namanya juga manusia (^^)



(special buat Umi Fajar dkk @TKI-PA)