Duh, capek! Kulirik arloji yang melingkari pergelangan tanganku. 15.00. adzan ashar berkumandang. Hm, bentar, kurebahkan tubuh kurusku di atas marmer hijau mushala. Dingin, seketika rasa sejuk menjalar ke pori-pori tubuh. Kepalaku terasa lebih ringan dibandingkan ketika harus konsen pada mata kuliah pak Siswo yang killer sampai otot kepalaku menegang. Nikmatnya berehat. Andaikan tiap hari sepertu ini. Ah, Bunda, kenapa aku jadi ingat sosok lembutmu saat penat seperti ini?
“Due, aktivis tulen rek! Jam segini baru pulang. Setengah sepuluh malam Ra! Baru sampai kos? Padahal jam enam pagi udah berangkat.” celetuk Rifa suatu malam ketika aku pulang sehabis rapat Depdagri dan ngajar privat.
Hhhh..aku menarik napas, berat.desahku Aktivis? Apa pantas gelar itu tersangkut di pundakku. Entahlah! Tapi akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Dalam sekejap mataku terpejam oleh buaian kesejukan Ar-Rahman. Aku tertidur.
Masa usia kita jangan disiakan karna ia takkan kembali...
Ingat lima perkara, sebelum lima perkara ...
Ringtone demi masa milik raihan mengalun dari Nokia 6030 miliku diiringi vibrate. Aku terkesiap. Baru lima menit teertidur, gerutuku dalam hati.
Harus rapat lagi? Padahal hari ini juga ada agenda syuro SKI. Tapi ... aku segera beranjak menuju sekreatariat BEM. Masih lengang. Dasar jam karet! Lagi-lagi aku menggerutu.
Kuraih daun pintu locker Dagri. Huh! Berantakan sekali. Bukannya kemarin sore aku menyempatkan untuk merapikannya? Kembali hatiku dongkol walau tak sampai hati melihat sesuatu yang tak rapi. Jiwa melankolisku berteriak untuk segera membereskan.
Para cowok ini gimana sih! Masak tak tau bedanya locker sama dapur. Aku bergumam. Kopi,gula, sendok pun ditata manis di bawah tumpukan dokumen pula! Ngawur! Jorki!
Ini lagi! Naruh surat ilegal tanpa ijin. Ceroboh! Sebuah amplop putih terjatuh. Kulirik sedikit. Untuk Zahra? Dari siapa? tak ada siapapun, segera kupungut dan kumasukkan amplop itu dalam saku tas. Sedikit tak enak tapi kembali kuselesaikan pekerjaanku. Tak biasanya. Siapakah gerangan pengirim surat itu? Semoga bukan surat cinta. Bisikku dengan PD.
“Sore Ra!tumben nih rajin! Lockerku diberesin juga dunk! Aldi datang dari belakangku.
“Ye! Maunya. Beresin sendiri dunk!”
“Tumben datang ontime” aku balik bertanya sedikit menyindir.
Aldi hanya tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.
Beberapa menit kemudian para petinggi BEM berdatangan. Disusul Dinda yang datang dengan setumpuk dokumen. Inikah aktivis? Pikirku. Potret generasi masa depan! Ngaret terus......!
“Sebelumnya mari kita awali rapat ini dengan do’a menurut agama masing-masing” pak presBEM mengawali forum.
“Baiklah , agenda hari ini seperti yang saya sampaikan kemarin yaitu perihal festival BAND sekaligus penggalangan dana korban Lapindo. Forum usulan saya buka selam 45 menit”
“Setuju! Satyo angkat suara dengan gaya slebornya.” Para peserta pun menahan geli.”selain nunjukin kalo anak poltek doyan musik dan sekalian kita bisa nunjukin rasa solidaritas bagi tetangga kita korban Lapindo sidoarjo. Satu lagi, meningkatkan pamor BEM yang mulai luntur.”
“Sependapat saya mah dengan Aa’ Satyo. Lagi pula dunia poltek yang menjenuhkan seperti ini mah akan sangat baik jika kita bantu teman-teman dengan menyuguhkan hiburan atuh” Reno menyahut dengan logat sundanya yang mulai aus.
Hhhh...alasan yang tidak intelek! “Maaf sebelumnya. Pendapat Satyo dan Reno bagus, tapi menurut saya acara BAND ini kurang mengena jika tujuannya seperti itu.Bukankanh BEM bisa mengcreate acara yang lebih ‘santun’ untuk mengcover penggalangan dana korban lapindo”. Aku tak setuju.
“Bisa diusulkan contohnya?” PresBEM menengahi
“konser amal, do’a bersama, tabligh akbar akan terasa lebih pas apalagi jika melibatkan semua UKM yang ada di kampus ini. Saya rasa akan lebih pas dari pada festival BAND yang endingnya terkadang malah tidak berbekas”.
“Kita kan beda dengan SKI? Ini BEM mbak!”Satyo menyangkal. “lagi pula acara ini akan sangat pas sebagai upaya refreshing dari aktivitas kampus yang menjenuhkan. Saya tidak setuju dengan Anda, Saudara Zahra”.
“Apa bedanya? Apa BEM tidak laik menggelar acara seperti itu? Apa hanya milik SKI?”
Hening sejenak.”Tapi ini sudah masuk proker Deplu dan perencanaannya juga sudah fix.” Bima, pentolan kepanitiaan angkat suara.
“Apa tidak bisa mengedit sedikit demi perbaiakan acara? Apa sudah pasti acara ini disetujui forum dan mohon pertimbangkan pihak manajemen juga?”Wahyu berargumen.
“Coba pikirkan, apakah efek di akhir acara akan lebih baik terutama bagi warga kampus,tentang antisipasi faktor keamanan, SWOT analisis dan AKL” aku mencoba bersabar.
“sebentar!” satyo angkat bicara lagi.”Pak Pres, kita kembalikan ke agenda awal tentang kelanjutan rancanagn acara ini. Dan bukankah kemarin sudah disetujui oleh lebih dari 2/3 yng hadir tentang penyelenggaraan acara ini. Kalo ingin mengubah alur acara kenapa tidak hadir dan disampaikan pada rapat 2 minggu yang lalu? Kemarin anda di mana saudara Zahra?”
Skak. Aku kembali geram.2 minggu yang lalu aku rapat evaluasi BPH SKI dan sebagai KopiDiv aku wajib datang.bahkan semua anggota yang ndobel di SKI ijin semua. Tapi bukankan Mas Imam bilang itu rapat harian dan tidak wajib datang?lantas!
“Saudara Zahra”
“Oh maaf,waktu itu saya ijin rapat evaluasi SKI. Tapi bukankah kabar yang masuk adalah rapat evaluasi harian dan bukan rapat pembahasan festival BAND?” aku semakin tak sabar.
“Ra,sudah. Jangan buang energi terlalu banyak di forum yang tidak sehat ini”Dinda berbisik.
Aku tahu.Tapi apa kita kan tinggal diam saja dengan kenyataan ini? Konspirasi. Kata yang bermain dalam otakku. Saudaraku,para pengemban amanah dakwah! Ayolah bersuara!Kutatap sekeliling. Hanya kutemukan 3 sosok , aku, Wahyu, Dinda. Dwi dan Ronald baru datang. 5 diantara 25 orang. Jelas tak seimbang.kepalaku semakin penat. presBEM, sekjend, bukankah kalian sedikit banyak juga mengerti ? lalu kenapa hanya diam saja dan setuju mengekor di belakng Satyo Cs.
“Sebelumnya harap tenang mbak Zahra” Presbem bersuara sok bijak.
“acara ini adalah proker Deplu. Untuk proposal, mekanisme acara, sponsorship sudah siap tinggal maju. Tinggal kepanitiaan yang perlu dibahas di sini. Lantas jika tanpa alasan yang kuat acara ini di cancel apa adil buat teman-teman Deplu?” Adil?Cancel? bukankah anda menanyakn masukan? Aku tak habis pikir. Kupandangi sekilas wajajh Satyo,Bima,Eki,Darul dan para pencetus festival Band.”Sebentar pak, bukankah 2 minggu yang lalu adalah rapat penawaran acara ini dan sekarang adalah kelanjutannya untuk menarik masukan dari semua nggota bukan?”
“Yaaa”
“lantas untuk apa ditawarkan dan didiskusikan lagi jika semuanya telah beres dan siap maju? Tak ada gunanya di bahas bukan? Toh semuanya sudah disajikan matang. Apa harus dimasak lagi agar jadi bubur?”
“Tapi kepanitiaan belum”
“Untuk apa? Bukankah kita sering main comot. Proposal udah jadi kan? Kepanitiaan udah dibentuk juga secara asal kan?” aku ingin segera lari
“Pak Pres., Saudara Zahra benar. Apa perlu kita bahas kepanitiaan lagi? Proposalkan sudah jadi!” Wahyu menengahi.
“di proposalkan hanya formalitas dan Pak pres kan menawarkan. Masalah setuju atau tidak kita kembaliakn kepada forum” sekjend yang sedari tadi diam akhirya bersuara.
“Betul”Satyo kembali nyeletuk.
“Saya rasa sudah jelas. Bukan begitu saudara Bima?bukankah semua yang di sini diam semua dan hal itu pertanda setuju bukan?”
Bima sedikit terklejut. Sayang Bima, kamu dulu hanya beberapa saat mampir di komunitas kami dan kawan-kawanmu sekarang bukan indikator pewarna yang baik.
Satu jam, rapat berakhir dengan kekecewaan besar dalam dadaku. Tiada artinya penolakan dan argumen. Toh jumlah kami hanya lima. Membahas sesuatu yang telah masak. Membuang waktu!
****
Kubasuh mukaku dengan air wudhu, segar, kuambil alquran kecil di saku tas. Amplop, aku baru ingat dengan ampop putih tadi sore. Pelan kubuka amplop tak bernama itu.
Assalamu’alaikum...
Ba’da tahmid wa shalawat. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya kepada kita semua dan semoga Shalawat dan salam selalu tercurahkepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.
Wahai ukhty, kami tau apa yang saat ini anti rasakan. Kami paham akan kondisi anti, kan kami juga yakin akan perjuangan yang telah anti lakukan
Percayalah ukhty, bahwa pertarungan antara yang haq dan yang batil itu selalu terjadi. Maka janganlah berlarut-larutdalam kekecewaan. Ingat agenda dakwah kita masih panjang, begitu banyak tantangan ke depan yang lebih berat dari ini, maka janganlah masalah ini membuat kecewa yang berlebihan.
Ukhty fillah, kami saudaramu seiman saat ini sedang merinduka kehadiranmu dalam forum ukhuwah kita, dalam halaqoh dan dalam beranda syuro’. Tidakkah kau rindu pula?
Ukhty, segera bangkitlah...kami nantikan kehadiranmu kembali...
Tertanda
Kami yang menyayangimu karenaNya
Aku tergugu. Air mataku jatuh. Apa yang kupikirkan rupanya telah dipikirkan oleh saudaraku yang lain. Bahkan sudah masuk forum syuro. Allah betapa ringkihnya diri ini. Bahkan menyandang gelar aktivis dakwah pun benar-benar tak layak lagi. sebuah acara yang seharusnya dapat dicounter malah kecolongan.amanah yang terbunuh.Tapi tak bolehkah sedikit protes bahwa aku juga tak diam dengan masalah ini. Apakah kalian akan paham saudaraku? Tapi keyakinanku pada kalian begitu kuat..Lima orang sangat mungkin mampu menggagalkan skenario itu. Tapi bagaimana jika ternyata ada konspirasi dibaliknya?Apakah kalian juga kan paham? Inikah wajah politik itu? Entahlah. Kepalaku tersasa semakin berat.
Kurebahkan badanku di kasur yang tak lagi empuk. Amanah ini rasanya membuat punggungku semakin bungkuk dan sakit, ditambah lagi kerjaku yang tak profesional dan dinilai banyak penyelewengan oleh saudara-saudaraku.
Namun, berapa banyak pula terimakasih untuk semua cinta ini. Saat kondisiku di ambang kefuturan Surat Peringatan itu datang mengembalikan kekaburan kerjaku. Tapi kenapa pula batinku tetap bergemuruh antara penolakan, argumen, kepasrahan dan rasa bersalah.
Astaghfirullah, dzikirku lemah. Akhir-akhir ini aku memang jauh dari dunia SKI, jauh dari syuro dan forum kajian bahkan halaqohku dua kali absen. Terlalu banyak urusan dunia yang menyita energiku, termasuk emosiku yang sangat tidak stabil.
Oh....betapa rindunya jiwaku saat ini dengan kalian di beranda syuro, forum kajian, dan majelis curhat. Kupejamkan mata semabari melantunkan wirid rabithah dan mengingat wajah saudaraku satu persatu. Di luar senja semakin gelap. Sayup adzan maghrib mengalun dari Masjid Ibrahim.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjihad di jalanNya dalam barisan yang teratur seolah-olah seperti bangunan yang tersusun kokoh.
******
Special 4 saudara-saudaraku Di UKKI. Jangan lupa ingatkan daku ketika jarum kompas tak lagi presisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar