Senin, 02 Mei 2011

Tour de Jokja


Setelah sekian lama nggak ke jokja, akhirnya ada kesempatan juga untuk berlibur ke jokja sekaligus silaturahim dengan teman-teman yang sedang training di sana. Perjalanan ke jokja yang ditempuh dalam waktu 9,5 jam dengan kereta api ekonomi kahuripan. Berbicara kelas ekonomi, maka bukan berarti penumpangnya orang-orang ekonomi lemah, namun ada juga kalangan ekonomi menengah ke atas yang sengaja menggunakan angkutan ini dengan alasan harga yang sangat terjangkau. Bisa dibayangkan betapa murahnya tarif bandung-jokja yang hanya 24.000 saja. Dari segi fasilitas, jangan ditanya, komplit, mulai dari hiburan berupa lagu, makanan, camilan, bahkan pulsa pun ada, jadi jangan kaget  jika sebentar-sebentar ada pedagang asongan yang lewat sembari meneriakkan dagangannya kepada para penumpang. Atau sekelompok pengamen yang datang secara bergantian, maka jangan lupa sedia uang receh. Berbeda dengan kelas eksekutif maupun bisnis yang dilihat dari segi harga dan fasilitas jauh. Tapi, itu pula gambaran kehidupan masyarakat kita, terbagi atas kelas-kelas kehidupan. Mulai dari para pengamen yang bergerombol di pojok stasiun untuk menyiapkan karya lagu mereka, bapak-bapak penjual kopi yang terus berjaga hingga malam walau tak pasti berapa gelas kopi yang tlah terjual serta adapula ibu-ibu yang menggendong bakul menjajakan dagangan di antara padatnya penumpang yang berdiri, bergelayut di pintu bahkan sampai melantai karna begitu baiknya kelas ekonomi, bagaimana tidak baik jika pada saat liburan selalu over load karena tidak ada pembatasan jumlah penumpang walaupun jumlah kursi kososng telah habis. Di sisi lain orang-orang dengan beberapa kopor yang akan berlibur bersama keluarga ataupun para petugas stasiun yang slalu berjaga.

Pemandangan stasiun di tiap kota tak jauh beda, yang beda hanya ukuran stasiun, sedangkan orang-orang yang bergelut di dalamnya rata-rata sama, saling berkompetensi untuk mencari sesuap nasi, memenuhi kebutuhan perut atau sekedar singgah untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan.

Bandung-jokja, ada sisi lain pemandangan alam yang memukau, deretan sawah yang dibangun dengan sistem bertingkat atau tumpang sari, bentangan rawa dan hamparan kebun serta bukit dan lemabah yang menghiasi sepanjang jalur kereta api. Subhanallah Maha Karya Allah Yang Sangat Menakjubkan.

Naik kereta api berarti menjelajahi kehidupan masyarakat pedesaan. Saat pagi tiba terlihat para petani yang sudah siap ke sawah sejak pagi buta dan terlihat pula segerombolan bocah-bocah desa yang bergandengan menuju sekolah. Sedangkan di sore hari terlihat bocah-bocah dengan riang bermain bola sementara orang tua mereka berteriak-teriak menyuruh mandi...Ahay indahnya kehidupan desa. Tempat di mana udara begitu bersih, sawah ladang begitu hijau, dan orang-orang begitu polos dengan kesederhanaan kehidupan mereka.

Bandung-Jokja cukup melelahkan jika dirasa karena sepanjang jalan kedua mata enggan untuk terpejam, mungin tak ingin melewatkan tiap jengkal kehidupan sepanjang perjalanan, untuk diamati, direnungi dan disyukuri. Agar tak sekedar lahir sebuah empati namun juga ibrah dari tiap detail warna kehidupan yang tertangkap lensa mata. Agar tahu alangkah penatnya pundak para penjunjung bakul atau payahnya para penjual minuman yang meneriakkan “mijon...mijon...akua....mijon....”, atau betapa letihnya anak-anak putus sekolah yang harusnya belajar namun keadaan membawa mereka tuk menjajakan suara mungil mereka dari stasiun ke stasiun dari gerbong ke gerbong walau ada impian besar yang mungin terangkum pada memori mereka namun impian itu hanya sebatas tersimpan saja tanpa bisa diinterfacekan.

Tour de jokjakarta kali ini memang sangat menyenangkan, selain mengusir sepi yang hinggap juga melaksanakan sunnah rasul untuk bersilaturahim dengan saudara-saudari dari jurusan akuntansi. Dengan tanpa melewatkan kesempatan, keterbatasan waktu membuat jadwal kunjungan begitu padat, walau penat karna perjalanan jauh tapi ajaib saat senyum kak lia dan bang abrar yang menyambut di depan hotel terkembang maka penatpun rasanya menguap.

Jokjakarta, Tempat pertama yang kami tuju adalah Benten Vredeburg, salah satu tempat bersejarah di jokja. Di sana kami melakukan kilas balik perjuangan kemerdekaan RI, melihat miniatur tahap perjuangan para pejuang guna mengusir penjajah dengan tenaga dan darah yang siap tumpah. Selanjutnya keraton Jokjakarta menjadi tujuan wisata budaya dan sejarah, mengenal para raja kesultanan Hamengkubuwono beserta peninggalan sultan hamengkubuwono terdahulu. Begitu khas dengan kultur kejawen. Dan sore hari kami mengunjungi candi Prambana yang terletak di Kabupaten Klaten. Prambanan, candi yang megah juga berdiri kokoh dan angkuh, seolah melambangkan Roro Jonggrang yang menolak lamaran bandung Bondowoso walaupun konon menurut cerita sebenarnya mereka saling suka tapi karena alasan terbunuhnya ayah Roro Jonggrang di tangan Bandung Bondowoso maka cinta itupun tak berbalas namun terukir dalam deretan megah candi prambanan yang berdiri kokoh hingga sekarang. Sejarah, memang cukup panjang jika dirangkum dalam sebuah tulisan, karnanya ia akan terpatri jika terceritakan lewat dongeng. Tapi, sejarahpun bukan hanya untuk didongengkan saja melainkan juga diambil tiap bait pelajaran yang tertorehkan agar kita tak pernah melupakan sejarah itu, sebagaimana sebuah kata bijak berucap bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah perjuangan para pahlawannya. Maka kata seorang bapak, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Dan, sejarah berupa dongeng dapat kita ambil sisi positif kehidupan yang terlukis pada kanvas kehidupan lampau.
           
 
Magrib pun tiba dan kami sholat berjamaah di masjid dekat Prambanan sebelum melanjutkan jalan kaki bergembira menuju shelter bus trans jokja.

Keesokannya, lagi-lagi kami berwisata sejarah kembali, ke candi borobudur. Candi kebanggan indonesia yang sempat menjadi bagian dari 7 keajaiban dunia namun kini predikat itu lepas. Candi yang dibangun pada masa dinasti Saylendra ini merupakan Candi Budha. Terkadang, pada peringatan tertentu dapat dijumpai para biksu di candi ini. Berdeda dengan Prambanan, candi ini terkesan megah namun bersahabat. Mungkin inilah lambang dari ajaran budha. Di borobudur tak lupa menyempatkan diri naik odong-odong karna di prambanan niat berkeliling area candi dengan odong-odong batal karna waktu tlah sore dan hujan tak henti mengguyur. Pasca kunjungan ke borobudur, kami singgah sebentar ke rumah makan aceh yang pernah masuk daftar kunjungan wisata kuliner pak Bondan. Teman-teman dari aceh emanga udah pada rindu kampung halaman, karnanya di mana ada masakan aceh di situ kami singgah. terakhir kami ke pantai parangtritis, atau orang jawa biasa menyebut pantai kidul karena konon katanya dijaga oleh ratu pantai selatan, Nyi Roro Kidul. Pantai ini cukup rame namun sekarang terlihat agak kotor, entah karena apa dan yang serem adalah ombaknya yang begitu besar. Di pantai kami hanya duduk menikmati air kelapa muda dan rujak buah sembari bercerita tentang pantai di aceh. Nggak tau juga, emang nggak ada yang niat nyebur atau sekedar main air. Hanya bang hikalmi, anggota team yang begitu asyik bermain pasir bersama seorang bocah, membuat bendungan dan mengisinya dengan seekor ikan. Sepertinya beliau merindukan masa kecil, atau masa kecil kurang bahagia kali? (hehehe...piiis bang ya!! ^^v). Di parangtritis hingga ashar, lalu kami kembali ke penginapan kembali, untuk sejenak berisrtirahat sebelum mencari oleh-oleh ke malioboro..Walaupun lelah namun ada hal yang tak ketinggalan pada liburan kali ini, yaitu nonton bola....hm, demam piala dunia melanda mengalahkan demam berdarah, demam malaria maupun demam malarindu tropikangen.hehehe....

         

Dua hari berlalu, dan tugaspun menanti di bandung maka saatnya berangkat ke stasiun. Perjalanan pulang kali ini menumpang kereta bisnis Lodaya pagi yang menempuh perjalanan sekitar 8 jam menuju bandung...Sepanjang jalan, terasa lebih lengkap dengan mendendangkan syair nasyid milik Raihan ini....

The sky is clean
The air is clear
The land is green
Thank You Allah 2x

Tour de jokja, perjalanan penuh hikmah, tak hanya pengetahuan tapi juga jalinan silaturahim yang kembali ter-refresh.....
Dan satu hal yang terpenting adalah ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran acara liburan plus silaturahim ini. So, Trimaksih buat Bang Abu yang mencarikan tiket, Kak Lia n team akuntansi yang menjamu dg sangat baik serta bang Mizan yang  mencarikan info jadwal kereta.


(kamar kos q yang mungil, 21 juni 2010 ^^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar